Kamis, 9 Oktober 2025

Terbit : Rab, 21 Mei 2025

10 Hari Awal Bulan Dzulhijah

Oleh : Humas Mukhtariyah As Syafi'iyah Artikel
10 Hari Awal Bulan Dzulhijah

PP AL Mukhtariyah As Syafi'iyah - Pada hakekatnya semua bulan memiliki keistemewaan didalamnya, hanya saja ada beberapa bulan yang memang disebutkan secara khusus dalam al-Quran, seperti bulan Dzulhijjah. Sebagaimana yang sudah termaktub dalam al-Quran surat al-Fajr ayat 1-3 Yang artinya: “Demi fajar. Demi malam yang sepuluh. Demi yang genap dan yang ganjil. (Qs. al-Fajr). Dari ayat ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa Allah Sawt menyeru dengan adanya fajar yang bisa diartikan dengan adanya pagi hari setelah malam. Kemudian diayat yang kedua menjelaskan malam yang sepuluh menjelaskan mengenai bulan 10 Muharram, 10 malam bulan Asyro dan 10 Dzulhijjah. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh ulama bahwa bulan Dzulhijah merupakan salah satu hari yang penuh dengan berkah bagi hamba-Nya. Dimana di bulan tersebut terdapat pelaksanaan haji, dan terdapat hari Arofah dan terdapat kemuliaan yang sangat banyak dan melimpah.

Sedangkan pada ayat yang ketiga menjelaskan bahwa yang genap serta yang ganjil, Wasy syaf‘i (dan [demi] yang genap), yakni hari ‘Arafah dan hari Nahar. Wal watr (serta yang ganjil), yakni tiga hari sesudah hari Nahar. Menurut satu pendapat, as-Syaf‘i (yang genap) adalah tiap-tiap shalat yang dilakukan dua atau empat rakaat, seperti shalat Subuh, Zuhur, Asar, dan ‘Isya. Sedangkan wal watr (serta yang ganjil) adalah tiap-tiap shalat yang dilakukan tiga rakaat, seperti shalat Magrib dan shalat Witir. -(Durrotun nasihin Fil Wa’dil Irsyad (h.217) cet, Imaratullah )Menurut pendapat yang lain, (yang genap) adalah langit dan bumi, dunia dan akhirat, surga dan neraka, Arasy dan Kursi, serta matahari dan bulan. Semua itu termasuk yang genap.

Selain itu Allah juga berfirman dalam suart At-Taubah ayat 36 :

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia Menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa. (Qs. At-Taubah 36)Dari ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa dalam satu tahun terdapat 12 bulan seperti dalam perhitungan yang dilakukan manusia, yaitu tahun qomariyah maupun tahun Hijriyah. Sedangkan dalam Al-Quran menjelaskan tentang bulan yang terdapat pada tahun Qomariah (perhitungan yang dilakukan menurut perputaran bulan). Ketetapan waktu tersebut sesuai dengan terciptanya alam semesta (langit dan bumi). Dalam 12 bulan tersebut terdapat 4 bulan yang paling utama diantara bulan-bulan yang lain yaitu bulan Rojab, Dzulqadah, Dzulhijah dan Muharrom. Seperti keutamaan bulan Dzulhijah bahwa dalam bulan tersebut Hamba-Nya disuruh untuk mendekatkan diri dengan sepenuh hati dan melakukan perbuatan sunnah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah semata.

Kemuliaan bulan Zulhijjah itu diiringi dengan anjuran untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh. Rasulullah saw. Bersabda;

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ. يَعْنِي أَيَّامُ الْعُشْرِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Nabi bersabda, “Tidak ada hari di mana amal kebaikan saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini.” Lantas para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak juga jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun (mati syahid).” (HR. Al-Bukhari)Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai Allah swt. melebihi yang dilakukan pada hari-hari ini (10 hari pertama Zulhijjah). Bahkan, Nabi menjelaskan bahwa keutamaan beramal saleh di 10 (sepuluh) hari pertama di bulan Zulhijjah ini lebih baik daripada jihad fii sabilillah ( kecuali orang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun (mati syahid ).- (Ibnu Abbas ra -Durrotun nasihin Fil Wa’dil Irsyad (h.216) cet, Imaratullah )

selain itu, Allah Swt memberikan kemulian yang lain, yaitu Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa yang setahun lalu dan dosa setahun yang akan datang. Sebagaimana diterangkan dalam Hadist,Hadits riwayat dari Ibnu Abbas ;

صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ

“Puasa hari Tarwiyah penghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah penghapus dosa dua tahun.”

Dalam hadits lain;

مَنْ صَامَ الْعَشْرَ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ صَوْمُ شَهْرٍ ، وَلَهُ بِصَوْمِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ سَنَةٌ ، وَلَهُ بِصَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ سَنَتَانِ

“Siapa yang puasa 10 hari (Dzulhijjah), maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan untuk puasa pada hari Tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari Arafah, seperti puasa dua tahun.”Hanya saja para ulama banyak yang melemahkan hadits ini, seperti Al-Imam As-Suyuthi (w. 911 H), Al-Imam Ibnul Jauzi (w. 597 H), Al-Imam Al-Munawi (w. 1031 H), Al-Imam Asy- Syaukani (w. 1250 H), dan lainnya.

Selain itu terdapat Idul Adha yang mana jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah. Dimana hari terbut merupakan hari yang bersejarah bagi umat Islam.Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah tersebut Rasulullah Saw menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa mendekatkan diri dengan berbagai aktifitas keagaamaan, tapi bukan berarti bahwa selain hari tersebut, umat muslim meninggalkan aktifitas keagamaan sebagaimana mestinya. Tetapi di bulan tersebut Allah menganjurkan untuk lebih mendekatkan diri seperti misalnya, memperbanyak berdoa, mengerjakan sholat sunnah, beramal sholeh dan menjalankan puasa sunah mulai dari tanggal 1 sampai tanggal 9 Dzulhijah.Dan tentunya berkurban sebagaiman ciri kahs bulan Dzulhijjah. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurayrah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda;“Tidak ada hari-hari lain yang lebih disukai Allah SWT daripada 10 hari pertama di bulan Dzulhijah.” Puasa di siang harinya adalah sama dengan puasa setahun penuh, dan ibadah di malam harinya setara dengan ibadah di malam Laylat al-Qadar. (Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Di dalam hadist yang lain juga menjelaskan bahwa Abdullah bin Mas’ud ra berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari lain dalam setahun di mana suatu perbuatan baik mempunyai nilai yang sangat tinggi dibandingkan dengan hari yang sepuluh (yakni 10 hari pertama di bulan Zulhijah).” Seseorang bertanya, “Bagaimana dengan berjihad di jalan Allah SWT?” Beliau menjawab, “Bahkan dibandingkan jihad di jalan Allah SWT.” Imam Haytami berkata, “Imam Tabrani meriwayatkan hal itu dalam al-Mu’jam al-Kabir dan semua perawi hadis dalam rantai transmisinya adalah perawi yang sahih.

Catatan : puasa-puasa tersebut adalah Mustahab, tidak ada keharusan untuk melakukannya. Selain itu kita juga dilarang berpuasa pada hari Tasyrik (hari ke-11, 12, dan 13 bulan Zulhijah) sebagaimana `Aisyah RA dan Ibnu `Umar Ra meriwayatkan bahwa tidak seorang pun diperbolehkan berpuasa pada hari Tasyrik, kecuali mereka yang tidak mampu berkurban.

Pondok Pesantren Al Mukhtariyah As Syafi'iyah, PP Al Mukhtariyah As Syafi'iyah,Al Mukhtariyah As Syafi'iyah, Pondok Pesantren Indonesia, Pondok Pesantren Jawa Timur, Pondok Pesantren Tuban, Pondok Pesantren Jenu, Pondok Pesantren Tertua, Pondok Pesantren Salaf, Pondok Pesantren Al Anwar, Pondok Pesantren Terpopuler, Pondok Pesantren Manbail Futuh, Pondok Pesantren terbaik Jawa Timur, Pondok Pesantren Langitan

Tulis Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PP AL MUKHTARIYAH AS SYAFI'IYAH
Jl.Masjid Besar Baiturrahman Beji Jenu Tuban
  • Website Pondok Pesantren tahap pengembangan untuk meningkatkan pelayanan kepada santri, orang tua, dan masyarakat umum. Pengembangan ini adalah untuk menyediakan platform yang lebih efisien, serta memperkenalkan kegiatan dan program yang ada di pondok pesantren secara lebih interaktif.
Pondok Pesantren Al Mukhtariyah As Syafi'iyah, PP Al Mukhtariyah As Syafi'iyah,Al Mukhtariyah As Syafi'iyah, Pondok Pesantren Indonesia, Pondok Pesantren Jawa Timur, Pondok Pesantren Tuban, Pondok Pesantren Jenu, Pondok Pesantren Tertua, Pondok Pesantren Salaf, Pondok Pesantren Al Anwar, Pondok Pesantren Terpopuler, Pondok Pesantren Manbail Futuh, Pondok Pesantren terbaik Jawa Timur, Pondok Pesantren Langitan
Pondok Pesantren Al Mukhtariyah As Syafi'iyah, PP Al Mukhtariyah As Syafi'iyah,Al Mukhtariyah As Syafi'iyah, Pondok Pesantren Indonesia, Pondok Pesantren Jawa Timur, Pondok Pesantren Tuban, Pondok Pesantren Jenu, Pondok Pesantren Tertua, Pondok Pesantren Salaf, Pondok Pesantren Al Anwar, Pondok Pesantren Terpopuler, Pondok Pesantren Manbail Futuh, Pondok Pesantren terbaik Jawa Timur, Pondok Pesantren Langitan